WIRADESA - Nikmat, menggugah selera dan bikin ketagihan. Itulah beberapa
pendapat orang-orang mengenai Soto KTL yang berada di Kauman Wiradesa
Pekalongan, tepatnya di sebelah barat lampu merah Wiradesa masuk ke
utara. Anak dari pemilik warung makan Soto KTL, Zuliyanti (32),
mengatakan, nama dari soto KTL sendiri merupakan singkatan dari “Kurang
Tambah Lagi”. Namun demikian untuk bahan lauknya menggunakan kelamin
sapi.
Dikatakan, pemilik warung soto KTL ibu Rukiyah memilih kelamin sapi sebagai lauknya karena dirasa berbeda dengan soto yang sudah ada. Selain itu daging kelamin sapi itu menghasilkan cita rasa yang istimewa bagi para pelanggannya. “Namun demikian tidak hanya kelamin sapi saja yang kami sediakan. Kami juga menyediakan soto dengan lauk daging ataupun jeroan sebagai lauknya untuk pilihan lain bagi pelanggan,” tutur perempuan yang juga hobi membuat roti itu.
Diungkapkan, warung Sotonya sudah buka kira-kira pada tahun 1983. “Kami sudah berjualan soto ini. Saat itu saya masih kecil saat ibuk saya mulai berjualan soto ini,” tambah perempuan yang berumur 32 tahun itu.
Soto KTL sendiri buka dari setiap hari kecuali hari Minggu. Untuk satu porsi sotonya ditawarkan dengan harga Rp18.000, nasi Rp3.000, lontong Rp1.000, dan makan ringan lain seperti salak, kripik tempe ataupun krupuk.
Soto KTL sendiri merupakan jenis soto kuah khas Pekalongan pada umumnya dengan bahan mie hun + tauge + KTL/ daging/ jeroan + dengan bumbu khas tauconya.
sumber : Radar Pekalongan
Dikatakan, pemilik warung soto KTL ibu Rukiyah memilih kelamin sapi sebagai lauknya karena dirasa berbeda dengan soto yang sudah ada. Selain itu daging kelamin sapi itu menghasilkan cita rasa yang istimewa bagi para pelanggannya. “Namun demikian tidak hanya kelamin sapi saja yang kami sediakan. Kami juga menyediakan soto dengan lauk daging ataupun jeroan sebagai lauknya untuk pilihan lain bagi pelanggan,” tutur perempuan yang juga hobi membuat roti itu.
Diungkapkan, warung Sotonya sudah buka kira-kira pada tahun 1983. “Kami sudah berjualan soto ini. Saat itu saya masih kecil saat ibuk saya mulai berjualan soto ini,” tambah perempuan yang berumur 32 tahun itu.
Soto KTL sendiri buka dari setiap hari kecuali hari Minggu. Untuk satu porsi sotonya ditawarkan dengan harga Rp18.000, nasi Rp3.000, lontong Rp1.000, dan makan ringan lain seperti salak, kripik tempe ataupun krupuk.
Soto KTL sendiri merupakan jenis soto kuah khas Pekalongan pada umumnya dengan bahan mie hun + tauge + KTL/ daging/ jeroan + dengan bumbu khas tauconya.
sumber : Radar Pekalongan